Selasa, 12 Oktober 2010

Interview w/ From Ashes Rise


Beberapa waktu lalu saya sempat menulis review tentang rilisan terbaru dari From Ashes Rise yang berjudul Live Hell. Dan baru beberapa hari yang lalu saya memiliki waktu untuk meng-interview salah satu personalnya, Brad Boathright. Melalui e-mail saya hanya menanyakan beberapa hal yang saya ingin tahu dan hal baru di rilisan terbaru mereka. Salah satu band D-beat yang rilisannya sering saya konsumsi setelah His Hero Is Gone dan Tragedy.




Me: What new things that distinguish "Live Hell" with previous releases such as "Concrete and still" and "Nightmare"?
Brad: Well, of course it's live, which I think captures any band in their most primal, energetic form. It's also the only recording so far with Derek on bass, who is still in the band.
 
Me: I've read your lyrics, it represent about reality and problems of society. Is this the way how you spreading your ideas with playing music?
Brad: I'd say it's more a way of channeling our frustrations and observations.
 
Me: Why do you interested to spread your idea?
Brad: Anyone is going to want to communicate how they feel. We have no intention of spreading any dogma or ideas as much as we do singing about what lies at the core of what we feel grating on us everyday. Our  lyrics have always been observations that deconstruct, as opposed to laying out a philosophy.

Me:  How do you describe your sound? it's like Political Hardcore Punk.
Brad: Metal tinged hardcore punk
 
Me: Mention any bands that influences you in musicality.
Brad: Black sabbath, neurosis, metallics, corrosion of conformity, the list is endless. 

Me: Tell me about your scene in Portland, Oregon
Brad: Very diverse, lots of transplants and very tight. It's a very small town really, with a pretty large scene.


Link : www.myspace.com/fromashesrise 
         www.myspace.com/audiosiege




Interview by Alvien Morissey
Solo, Oktober 2010

Interview w/ Electronical Destruction

CD Demo Preview, diedarkan terbatas.
Aji Moralez, Benjo, dan Dimaz a.k.a Dimcil



Electronic Nintendocore!!! Itulah yang terlintas di benak saya ketika mendengarkan lagu-lagu mereka. Melibatkan personal seperti Aji Moralez (Dancing With Flame), Benjo (The Love Ballads Massacre, Sickness Comics) dan Dimaz. Sempat merilis EP yang berjudul Hit! Hit! Hit! dan Split EP dengan band asal Texas,I Killed Techno. Di bulan agustus kemarin mereka membuat video klip dari lagu Since A Damned Nightmare Chained Myself yang di produseri oleh Baskoro L.P (ex. Before and After). Kini pun mereka mulai melebarkan sayap dengan aktif di beberapa show di Solo tentunya. Sembari mendengarkan beberapa lagu, saya memulai interview ini.


Filosofi kalian memakai nama Electronical Destruction.. 
- Aji Moralez: Menghancurkan nada-nada Electronic yang pada intinya yaa.. berantakan, tapi menjadi suatu nada yang bisa dicerna. hehe ...
- Benjo: Karena kami bermaksud mengusung musikalitas yang bersifat "alternatif" dan belum bisa dinikmati bagi beberapa kalangan. 
- Dimaz: Sebenarnya tidak ada filosofi khusus, tapi ide pemberian nama datang dari Irfan. Dia ingin memakai nama "electronical destruction" karena memang proyek ini ada hanya untuk merusak, dan mengacaukan musik elektronik... hahah ...

Apa saja hal yang menopang kalian dalam menciptakan sebuah musik yang dinilai keluar dari "jalur yang sudah ada(bersifat instan dan jauh dari spekulasi)" ? 
- Aji Moralez: Karena kita mengomposisikan nada-nada yang bisa dibilang aneh atau berantakan. 
- Benjo: Mencoba mencari sebuah hal baru yang aneh karena kita orangnya juga aneh. :D 
- Dimaz:kami mempunyai kesenangan sendiri, dan selera sendiri-sendiri dalam menyenangkan telinga kami.      Dan dalam kesehariannya, terkadang kami stuck/ merasa jenuh dengan yang sudah-sudah. Jadi timbul niat untuk menghadirkan sesuatu yang berbeda. Walau basic-nya sama dengan beberapa band yang sudah lebih dahulu melejit, tapi kami berusaha menawarkan apa yang ada di dalam "kami". Jadi, rasa tidak puas dan keinginan untuk mengeksplorasi musik lah yang menopang kami. 

Imej apa yang ingin kalian bangun dengan nama "Electronical Destruction"? 
- Aji Moralez: Musik electronic yang berbeda dari musik-musik electronic yang ada. 
- Benjo: Yang jelas kita tidak akan pernah seserius seperti band-band electronic lainnya... "Why So Serious?" .. hahahaha..LOL 
- Dimaz: Tak bisa dipungkiri imej penting, tetapi malahan kami tidak begitu memperhatikan "imej", karena biar "pencitraan" itu sendiri dilempar kemasyarakat, dan membiarkan mereka yg menilai bagaimana "ED". Kami hanya berusaha jujur dalam membawakannya. 

Sebutkan apa yang kalian jadikan referensi, band dan bukan band... 
- Aji Moralez: Kalau band yaa Atari Teenage Riot dan Converge, kalau yang bukan sekumpulan puisi wiji thukul 
- Benjo: Band seperti Charles Bronson, Spazz, Magrudergrind, WxHxN, Scholastic Death, Tragedy, Champion, Refused, H20,Surf Nazis Must Die, Unabomber, He Who Corrupts, The Locust, Shai Hulud dan mungkin sedikit cinta dan kasih sayang. 
- Dimaz: I am error, kehidupan nyata 

Saya sudah membaca lirik lagu kalian yang berjudul "My Girlfriend ex-Bitch". Apakah itu merupakan bentuk kekesalan kalian terhadap kaum hawa? 
- Aji Moralez: Saya sudah kesal dengan wanita yang saya dekati karena mereka hanya menyakiti hati saya, dan saya sangat kaget ketika saya tahu dia adalah wanita yang suka menjajakan tubuhnya demi beberapa lembar uang setelah dia memuaskan birahi orang lain.. "Ouh Yeah-Ouh Yeah Darling" LOL :D 
- Benjo: Mungkin ada sedikit penyesalan. :( 
- Dimaz: Coba, tanyakan kepada Irfan ataupun Aji yang sepertinya lebih tau awal-mula mereka mempunyai ide membuat lagu ini. Hahahahaha 

Ceritakan tentang proses penggarapan video klip "Since A Damned Nightmare Chained Myself. 
- Aji Moralez: Lumayan lama karena cuaca yang tidak mendukung di waktu itu dan yang tiba-tiba turun hujan jadi proses pembuatannya agak terganggu, sebenarnya konsep yang diambil sangat simple tapi, cuman keadaan cuaca saja yang membuat tertunda dan agak melelahkan, 
- Benjo: Yah, memang sedikit melelahkan. 
- Dimaz: Sempat bermasalah dengan cuaca, yang ketika itu direncanakan akan dibuat di ruangan terbuka, dan sempat hujan juga, walau pada akhirnya penggarapan dibuat malam-dini hari. Tapi cukup menyenangkan ,sebuah pengalaman baru bagi kami pribadi. 

Dalam internal kalian, siapa sih yang sering mengkonsep lagu? 
- Aji Moralez: Irfan a.k.a Benjo. 
- Benjo: Untuk lirik Dimaz. 
- Dimaz: Semula hanya saya dan irfan, tetapi ketika saya harus pindah kota, maka musik irfan+aji, saya hanya lirik. 

Harapan kalioan kedepannya dengan Electronical Destruction.. 
- Aji Moralez: Yaah, ingin lebih baik dari sebelumnya yang jelas lebih punya POWER. 
- Benjo: Mungkin jadi lebih baik, terkonsep, dan lebih berbobot. 
- Dimaz: Ga muluk mas, lebih bisa diterima masyarakat. Dalam artian, kalian mau menyempatkan waktu untuk mendengarkan pun merupakan suatu penghargaan buat kami. 

Apa yang kalian pikirkan jika ada yang meng-klaim kalian bahwa kalian adalah boys band? 
- Aji Moralez: Wah kesalahan besar. Boro-boro boys band, tampang aja pas-pas an. :D 
- Benjo: Bebas orang mau berpikir apa, yang penting seperti inilah kami. 
- Dimaz: Berarti kami dianggap ganteng oleh mereka. Wakakakakaka! 

Rekomendasikan rilisan-rilisan yang kalian konsumsi saat ini. 
- Aji: V.A Possesed to skate,sebuah kompilasi yang menampilkan band-band seperti Charles Bronson dan lainnya. 
- Benjo: Kylesa "Spiral Shadow", Converge "No Heroes". 
- Dimaz: We butter the bread with butter, "das monster aus dem schrank" 


Link: www.myspace.com/electronicaldestruction
        Facebook (group) : Electronical Destruction


Link for:
Video Clip "Since A Damned Nightmare Chained Myself" 
            



Interview by Alvien Morissey 
Solo, Oktober 2010...